Rabu, 08 Februari 2023

RESUME KE-14 KONSEP BUKU NONFIKSI

 



Oleh                     : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.

Narasumber         : Musiin, M.Pd.

Moderator            : Yandri Novita Sari, S.Pd.

Tema                    : Konsep Buku Nonfiksi 

Tanggal                : Rabu, 8 Februari 2023

    Sahabat terkasih yang setia, pada kesempatan kali ini kita akan menyampaikan tema "Konsep Buku Nonfiksi" dengan narasumber Ibu Musiin, M.Pd., dengan panggilan akrabnya Ibu Iin, beliau merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokah Kediri dan lahir di Kota Tahu Takwa Kediri. Sedangkan yang akan menyampaikan moderator adalah Ibu Yandri Novita Sari, S.Pd. 

    Baiklah para pembaca yang setia, tidak terasa saat ini kita sudah memasuki pertemuan ke-14. Konsisten adalah kata kunci yang harus tetap dijaga. Marilah kita mencoba terlebih dahulu memahami pengertian dari Tulisan Nonfiksi yaitu tulisan yang bersifat baku, berdasarkan fakta serta menyampaikan informasi mengenai fenomena aktual dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui empirik. Disamping itu bahasa bersifat denotatif, berupa fakta/gagasan. Ada 6 jenis mengenai tulisan nonfiksi sebagai berikut:

1. Biografi

2. Esai

3. Makalah

4. Artikel

5. Karya Tulis Ilmiah

6. Buku Nonfiksi

    Berfikirlah Tidak ada yang tidak mungkin, berfikir secara Opportunity Based. Kita harus mempunyai keyakinan yang kuat "bahwa akan selalu ada pintu di tengah tembok rintangan." Kenalilah apa yang menjadi hambatan kita untuk melangkah, apabila ketakutan maka hal tersebut merupakan yang dapat merendahkan potensi yang ada pada di diri kita. Berbagai macam rasa ketakutan seperti takut tulisan yang kita buat tidak ada yang membaca, takut salah dalam menyampaikan isi tulisan, dan yang lebih ekstrem kurangnya rasa percaya diri bahwa hasil orang lain jauh lebih bagus daripada punya kita sendiri. Untuk menulis buku nonfiksi dibagi menjadi beberapa pola, sebagai berikut:

1. Pola Hierarkis

Pada pola ini buku disusun berdasarkan tahapan dari yang termudah sampai dengan yang tersulit atau dari hal yang sederhana sampai dengan yang tersulit.

2. Pola Prosedural

Pada pola ini disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster

Pada pola ini buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pada bentuk seperti ini dapat diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan antar bab setara.

Untuk penulisan pola yang dipakai untuk menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yaitu Pola Kluster. Ada 5 proses dalam menulis buku nonfiksi, sebagai berikut:

1. Pra Tulis

2. Menulis Draft

3. Merevisi Draft

4. Menyunting naskah

5. Menerbitkan

    Sedangkan ada 9 langkah Pertama Pratulis yaitu:

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar fikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema dari buku nonfiksi seperti parenting, pendidikan, motivasi dll. Seorang penulis bisa mendapatkan sebuah ide yang menarik bisa dari berbagai hal seperti:

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media masa

4. Status facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Untuk mendapatkan sebuah tulisan yang bagus, kita harus melatih diri kita dengan membaca dan mengupdate pengetahuan. Seorang penulis dapat membuat sebuah draft dengan menuangkan konsep kedalam tulisan dan tidak mementingka kesempurnaan namun lebih kepada ide. 

    Para pembaca yang setia seorang penulis dapat membuat sebuah buku dapat dari berbagai macam sumber misalnya:

1. Pengetahuan dapat diperoleh melalui formal, nonformal ataupun informal.

2. Ketrampilan dapat diperoleh melalui formal, nonformal maupun informal

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hinga sampai pada saat ini

4. Penemuan yang sudah didapatkan

5. Pemikiran yang sudah dierenungkan.

    Para sobat pembaca yang setia, ada baiknya kita mengetahui anatomi sebuah buku, seperti berikut:

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman prakata

6. Halaman Ucapan Terima kasih

7. Bagian/Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

Sebuah naskah dapat di sunting ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta serta legalitas dan norma melalui KBBI dan PUEBI. Seorang penulis dapat mengetahui bahwa suatu topik menarik atau tidak dapat dicek melalui Google Trends. 

Bapak Ibu pembaca dan penulis yang setia, diharapkan dari akhir sesi pertemuan kali ini dapat membuat Rencana Tindak Lanjut/RTL seperti ingin membuat modul ajar, ingin mempraktekan menulis buku nonfiksi yang baik sesuai panduan, membuat buku solo, mencoba menulis cerita nonfiksi berdasarkan pengalaman pribadi di blog, rutin membuat artikel populer dan membuat buku solo seperti itulah contoh dari RTL. Memanglah tidak mudah membuat buku nonfiksi terlebih lagi apabila yang bersangkutan tidak mempunyai jiwa seni. 

    Tibalah saatnya dipenghujung waktu, tetaplah punya tekad "Teruskan menulis, berhenti sejenak lalu lanjutkan kembali, Jangan pulang sebelum menang, raih piala dan bawa pulang. Semoga sesi materi pada kesempatan ini dapat lebih memberikan dan melengkapi amunisi kita sebagai seorang penulis. 





 


























  



 























  










Selasa, 07 Februari 2023

RESUME KE -13 KAIDAH PANTUN

 


Oleh                         : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.

Narasumber             : Miftahul Hadi, S.Pd.

Moderator                : Dail Ma'ruf, M.Pd.

Tema                        : Kaidah Pantun

Tanggal                    : Rabu, 6 Februari 2023

    

Sakit Perut jangan ditahan karena banyak makan sarimi

Puji syukur kepada Tuhan Kita bertemu di acara ini

Pantun? Sebagian besar sering digunakan untuk membuka acara yang fungsinya sebagai ice breaking. Pada kesempatan kali ini kita bersama-sama akan memahami tentang pantun yang dibawakan oleh narasumber kita yaitu Miftahul Hadi, S.Pd. dan ditemani moderator yang sudah kita kenal yaitu Dail Ma'aruf, M.Pd. 

Bunga sekuntum tumbuh di taman

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

sebagai salam pembuka kata


Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

semoga semuanya berkenan


Kalau tuan ke pulau Mempar,

Batu terbelah di gunung Daik

Kalau tuan bertanya kabar,

Alhamdulilah kabar baik


Banjir kanal jembatan patah,

Rimbun semak di pinggir kali

Salam kenal saya mas Miftah, 

Dari Demak berjuluk kota wali


Kalau Puan pergi ke Pasar

Jangan lupa membeli payung

Kalau tuan ingin hatinya Bugar

Jangan lupa membuat pantun

    Seperti itulah contoh sekumpulan pantun yang mempunyai makna dan arti yang mendalam. Berbicara mengenai pantun ada hal terpenting yang harus kita ketahui bahwa pantun adalah warisan budaya dan sudah diakui oleh UNESCO dan pada sesi ke 15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangibel Cultural Heritage di kantor pusat UNESCO di Paris, Perancis. Kesustraan tradisional Indonesia kita sudah cukup profesional karena telah melakukan pertunjukan genre campuran yang kompleks seperti "randai" berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian tersebut memadukan seni musik, seni tarian, seni drama dan juga seni bela diri. 

    Bila kita menilik arti dari kata Pantun, berasal dari akar kata "TUN" yang berarti "baris" atau "deret" dan menurut masyarakat Melayu, Minangkabau mempunyai arti "Panutun" sedangkan oleh masyarakat Riau disebut "Tunjuk Ajar" hal tersebut berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019). Pendapat lain disampaikan oleh Renward Branstette (Suseno, 2020) bahwa pantun berasal dari kata "pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "tun" yaitu santun. Kata "Tun" bisa diartikan sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun mempunya banyak manfaat antara lain zaman dahulu sebagai sarana komunikasi sehari-hari, dan pantun juga berfungsi untuk mengawali sambutan pindato, lirik, perkenalan ataupun dakwah dan melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 

    Ada beberapa ketentuan untuk membuat sebuah pantun yaitu 1 bait pantun terdiri atas empat baris, satu baris pantun terdiri atas delapan sampai degan dua belas suku kata, setiap baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi. Sedangkan pantun yang dikatakan baik adalah yang menggunakan sajak a-b-a-b. Pantun yang terdiri dua baris disebut Karmina atau Pantun Kilat, seperti contoh sebagai berikut:

kabeh-kabeh Gelung konde

Kang Endi kang Gelung Jawa

Kabeh-kabeh ana kang duwe

Kang Endi kang durung ana

    Ada baiknya kita paham perbedaan dari Pantun, Syair, Gurindam dan Karmina sebagai berikut:

1. Pantun

a. Satu bait terdiri atas empat baris

b. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

c. Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

d. Bersajak a-b-a-b

e. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

f. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau kita maksud

2. Syair tidak jauh dengan pantun dapat terdiri dari empat baris. Sajaknya terdiri dari a-a-a-a. Baris antara satu sampai dengan empat memiliki hubungan/saling berkaitan. 

3. Karmina terdiri dari dua baris, pada baris pertama dan kedua tidak mempunyai hubungan. Ketika kita mempunyai wawasan pembendaharaan kata dengan bunyi akhir sama maka akan memudahkan kita dalam membuat pantun. Ada satu trik dalam membuat sebuah pantun yaitu terelebih dahulu menyusun baris ketiga dan keempat terlebih dahulu kemudia menyusun baris pertama dan kedua lalu untuk isinya berada di sampiran. Ada beberapa jenis Pantun yang kita ketahui misalnya:

1. Pantun Nasihat

Pantun nasihat adalah pantun yang isinya berisi nasihat kebaikan terdapat di baris ketiga dan keempat.

Contoh:

Tegak berdiri si batang Suji

Tanam di samping petai Cina

Sejak kecil rajin mengaji

Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun Jenak

Pantun jenak adalah pantun yang berisikan hal-hal yang bersifat lucu. 

Contoh:

Ikan gabus ada di rawa

Ikan Lele ada di kali

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

4. Gurindam terdiri dari dua baris yang memiliki sajak a-a. Antara baris pertama dan kedua saling berhubungan serta singkat padat bermakna. 

Contoh Gurindam:

Jika rajin salat sedekah,

Alah akan tambahkan berkah

    Sungguh menarik materi pembelajaran kali ini, karena pengetahuan kita bertambah, semoga apa yang sudah disampaikan dapat memberikan manfaat buat para pembaca yang setia.

Buah kedondong buah manggis

Memotong rumput di pinggir kali

kita berbondong-bondong anak manis

Memohon diri sampai disini











































 









Minggu, 05 Februari 2023

BAHAGIA VERSUS KEDAMAIAN


BAHAGIA VERSUS KEDAMAIAN


    Setiap manusia butuh yang namanya Kebahagiaan dan Kedamaian. Saya mencoba menganalisa dengan bertanya kepada beberapa orang, beragam jawaban yang saya dapatkan tentang definisi Bahagia dan Damai itu sendiri. Tak ada yang salah karena ini menyangkut rasa dan apa yang dialami oleh masing-masing orang. Bertahun-tahun menjalani kehidupan dan saat ini saya dihadapkan pada definisi tersebut. Untuk menemukan sebuah jawaban saya dibenturkan pada kenyataan dan peristiwa yang tidak mudah diterima oleh nalar dan logika, tidak cukup setetes air mata berlinang. Butuh keiklasan dan jiwa yang besar untuk bisa menerima semuanya. 
   Ibarat berjalan ribuan mill menggunakan satu kaki melewati gunung, jurang dan bukit... tidaklah mudah dan butuh perjuangan menghadapi dan menjalaninya. Dapatkah kita membayangkan seekor burung terbang hanya menggunakan 1 sayap?
   Untuk mampu melewati itu semua butuh sebuah keyakinan, dari sebuah keyakinan akan di abu-abukan oleh yang namanya keraguan. Ketika keraguan mendera disinilah kita butuh penguatan. Dari manakah penguatan-penguatan tersebut? akan terus bergulir dan bergejolak seakan semua di cuci bersih hingga ampas dan sarinya yang tersisa, ujung muaranya kita akan dihadapkan pada yang namanya Bahagia dan Damai apabila kita mampu melewatinya. Sebelum sampai pada tahap tersebut keyakinan kita akan dikecohkan dan digoyahkan sehingga perang batinpun akan bermain. 
   Bicara mengenai Bahagia dan Damai, perlu pemahaman yang tajam karena keduanya sangatlah beda tipis. Setiap kisah perjalanan selalu ada pengulangan cerita, hanya beda waktu dan zamannya. Setiap pengulangan kita akan digiring jawaban apa yang akan kita temui, ada kalanya sebuah dimensi yang menarik kita kembali untuk mengalihkan jawaban kita. Sekali lagi kita butuh keyakinan yang kuat akan jawaban yang sudah kita alami dengan serangkaian proses. Temukan sejatinya diri kita, tanyakan pada diri kita yang paling dalam tanpa terganggu oleh friksi-friksi diluar kemampuan kita. Teruslah berjalan dan berjalan, adapun ketika lelah duduklah sejenak dan hembuskanlah nafas hingga kita dapat menghirup kembali oksigen kehidupan. Perjalanan ini menjadi saksi kita dalam menapaki kehidupan. Sadarilah, resapi dan pahamilah dari mana semua itu berasal? rasakanlah ketika kita sedang menghirup dan menghembuskan nafas? pejamkan mata dan rasakan detak jantung? bahagiakah, damaikah galaukah, sedihkah, marahkan, atau bencikah? hanya kita yang mampu menganalisa anatomi jiwa kita. 
    Ada yang menggelitik batinku untuk jauh lebih mengetahui Bahagia Versus Damai versi beragam dari latar belakang yang berbeda-beda. Berikut hasil analisa dan wawancara :
1.  Lebih memilih Bahagia
Alasannya bahwa manusia tidak akan menemukan kedamaian apabila bahagia belum tercapai. Bahagia membutuhkan effort/usaha/daya juang yang lebih
2.  Lebih memilih Damai
Alasannya dengan menemukan kedamaian sudah otomatis kebahagiaanpun menyertai. Karena damai tidak dapat dibeli oleh materi. Dan damai itu ada di dalam diri sendiri. 

       Ragam permasalahan yang saya dapatkan, data dan fakta berbicara bahwa keduanya tidak dapat terpisahkan.  Hasil dari wawancara saya bahwa ada yang mengalami ditinggal oleh pasangannya, keluarga yang tidak harmonis, masalah keuangan, mempunyai kedudukan, masalah perekonomian sampai dengan kehilangan jabatan. Dari semua yang dialami tersebut, pertanyaan yang ada dalam benak saya terjawab. Bagi saya semua tidak ada yang salah dan tidak perlu diperdebatkan karena masing-masing mempunyai tantangan tersendiri dan tergantung dari apa yang dialami dan rasa. 
    Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa hal yang dapat kita lakukan :
1. Mempunyai keyakinan yang kuat akan kekuasaan Tuhan 
kedua hal tersebut adalah jawaban satu-satunya yang terbaik. Kedamaian akan terusik apabila ekspetasi terlalu tinggi, antara keinginan dan kenyataan akan berbanding terbalik yang akan berujung pada kekecewaan. 
2. Bersyukur
Apapun kondisinya dan situasinya selalu mengucap syukur dan berterima kasih atas segala nikmat dan karuniaNya kunci ini sangat jauh efektif menghadapi lika liku hidup
3. Tidak berekspetasi tinggi
Kedamaian akan terusik apabila ekspteasi terlalu tinggi, kenyataan akan berbanding terbalik yang pada akhirnya akan berujung pada kekecewaan. Berharaplah pada Tuhan bukan pada manusia. 
4. Percaya akan rencana dan rancangan Tuhan, percaya akan mujijatnya. 
Manusia punya rencana dan iktiar, namun apabila Tuhan berkata lain kebesaran jiwa perlu ditumbuhkan. Jiwa harus di charge ulang dan di nol kan kembali agar benar-benar bersih.  Bercerminlah dan teruslah bercermin agar dalam melangkah selalu mawas diri. Jangan berburuk sangka terhadap rancangan Tuhan dan tetap berfikir positif
5. Berdoa
Doa adalah bentuk komunikasi kita denganNya. Lakukan dimanapun dan kapanpun tanpa batas ruang dan waktu. Dan ini adalah salah satu cara kita selalu mengingatNya
6. Tetap berusaha dan Semangat
Jangan patah semangat, tidak ada kata yang lain hanya lanjutkan perjuangan, lelah berhenti sejenak lalu kembali berjalan

    Kedamaian adalah hasil dari melatih kembali pikiran anda untuk memproses kehidupan sebagaimana adanya, bukan seperti yang anda pikirkan by Wayne W. Dyer. 


Oleh          : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.
Judul         : Bahagia Versus Damai
Tanggal     : 30 Januari 2023











 

 









RESUME KE 11- MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH



Oleh                     : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.
Tema                    : Mengelola Majalah Sekolah
Narasumber         : Widya Setianingsih, S.Ag.
Moderator            : Mutmainah, M.Pd.
Tanggal                : Rabu, 1 Februari 2023

    Sarana media informasi dan kreativitas siswa adalah majalah sekolah. Majalah sekolah menyajikan informasi yang informatif, edukatif dan kreatifitas siswa. Bicara tentang majalah sekolah pada malam ini tema kita adalah Mengelola Majalah Sekolah yang dibawakan dengan narasumber Widya Setianingsih, S.Ag. dan dbantu oleh moderator Mutmainah, M.Pd yaitu peserta di gelombang 21. Telah dipahami sebelumnya kata MAU? adalah kata kunci untuk menulis. Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran.  
    Setiap Institusi, lembaga formal maupun non, serta sekolah-sekolah bahwa komunikasi, promosi dan sosialisasi adalah hal yang mutlak. Hal tersebut berguna bagi stakeholder dan sudah tentu Majalah Sekolah adalah sarana media yang tepat. Untuk membuat Majalah sekolah sudah tentu dalam benak kita tentu akan bertanya kemampuang SDM yang kurang, tidak ada anggaran dan dukungan dari sekolah kurang optimal. Hambatan yang ada bukan berarti majalah sekolah tidak dapat terbit, dengan mendapatkan informasi, berita dan cerita tentang anak semua dapat terwujud. Majalah kharisma dengan 2 orang crew dapat bertahan selama 2 tahun hingga pada akhirnya di tahun ke 3 harus melepas karena adanya SDM yang terbatas. Selama vakum dilakukan pembenahan dan perbaikan. Crew majalah dilengkapi beberapa penguatan seperti penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout , tampilan di percantik, mencapai sehingga 4 orang pemburu berita maka terwujudlah Kharisma Reborn. Tiada perjuangan yang sia-sia, Usaha tidak akan mengkhianati hasil.
    Yang harus dipahami bahwa dimana ada Kemauan pasti ada Jalan. Dimana ada kesulitan pasti ada kemudahan. Dapat digambarkan kita berjalan ada tembok yang menghadang, kita harus cari jalan lainnya ataupun jika perlu memutar mencari jalan lain yang sepadan. Tetapkan niat agar diberikan jalan yang terbentang, jangan pernah takut mencoba, rintangan hambatan adalah hal yang biasa namun harus tetap berjalan Tidak ada yang tak mungkin dan tidak ada solusi. 
    Para pembaca yang budiman, pada kesempatan kali ini kita diajak membayangkan sekolah ataupun  tempat kita bekerja. Setiap sudut, SDM, rumput, gedung, ruangan, tanaman yang ada disekitarnya. Lalu meningkat lagi ke pada tahap membayangkan pimpinan kita, staf dan bawahan kita, bayangkan.....! Tentunya banyak peristiwa atau cerita setiap harinya. Nah, coba dituangkan pada tulisan.
    Buku mempunyai kode pengidentifikasian yang bersifat unik yaitu ISBN (International Standard Book Number). Informasi tentang judul, penerbit dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, yaitu sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. ISBN telah diganti oleh QCRBN yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah sebuah aplikai pengidentifikasi buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit. Dengan adanya kode tersebut menandakan bahwa buku kita adalah karya kita yang tidak dapat dibajak oleh orang lain. Beberapa tips menulis majalah sekolah sebagai berikut:
1. Libatkan siswa
2. Tentukan budget
3. Biaya Cetak

    Beberapa langkah  untuk menerbitkan majalah sekolah :
1. Menyatukan ide dan gagasan
Mencari teman yang satu frekuensi yang memiliki jiwa literasi dan organisasi.
2. Mengajukan Proposal 
Untuk membuat proposal diperlukan latar belakang, susunan redaksi dan anggaran dana
3. Membuat rancangan majalah
Menentukan nama majalah, isi berita dan pendanaan
4. Mencari rekanan pendukung 
Percetakan dan sponsor
5. Melakukan sosialisai tentang manfaat

Beberapa perbedaan antara Koran, Majalah, Tabloid dan Buleti:
1. Majalah
a. Ukuran A4
b. Letter dan B5 atau F4
c. Jenis kerta lebih halus dan tebal (art paper/art carton)
d. Memuat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

2. Tabloid
a. Ukuran A3
b. Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)
c. Mengangkat tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

3. Buletin
a. Ukuran F4, A5 atau A4
b. Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)
c. memuat artikel tentang kejadian populer

    Tibalah di penghujung waktu, namun sebelum kita akhiri tekadkan pada diri bahwa Jangan pernah menyerah teruslah berproduktif dan memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang produktif. Sekian dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.  









































 Jadikan Niat dan Komitmen dan keinginan mau menulis sebagai sebuah kebutuhan. 































 











 

RESUME KE-12- PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN



Oleh                        : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.
Tema                       : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber            : Susanto, S.Pd.
Moderator               : Helwiyah, S.Pd., M.M.
Tanggal                   : Jumat, 3 Februari 2023


    Apa itu Proofreading? Pasti kita bertanya-tanya dan ingin mengetahui lebih dalam. Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks, dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuan proofreading untuk mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalah-kesalahan mendasar lainnya. Proofreading melakukan uji coba baca pada tulisan. Sedangkan editing orangnya disebut editor yang memeriksa lebih dari itu. Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan dan standar tulisan. Fungsi dari Proofreading memastikan tulisan dapat diterima logika dan dipahami. Ada hal yang perlu diperhatikan bahwa jangan melakukan proofreading ketika tulisan belum selesai hingga paragraf terakhir. 




                                   

    Bapak Ibu yang telah menyelasaikan penulisan langkah selanjutnya akan melakukan swasuntingg atau kata familiarnya adalah self editing. Ketika ingin melakukan proofreading KBBI dan PUEBI dapat membantu, dimana sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD.  Keputusan tersebut mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor: 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
Keputusan Kepala Badan  ada beberapa perubahan yaitu Perubahan pada Kaidah
Yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha-untuk kata yang ebrkaitan dengan Tuhan. Aturan penulisan kata terikat maha- di ejaan sebelumnya ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya. Edisi V pada EYD, aturan penulisan kata terikat maha-dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan. Contoh: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.  Demikian sekilas informasi mengenai Proofreading, semoga sedikit tidaknya dapat bermanfaat. 












 

RESUME KE-14 KONSEP BUKU NONFIKSI

  Oleh                          : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc. Narasumber           : Musiin, M.Pd. Moderator               : Yandr...