Selasa, 07 Februari 2023

RESUME KE -13 KAIDAH PANTUN

 


Oleh                         : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc.

Narasumber             : Miftahul Hadi, S.Pd.

Moderator                : Dail Ma'ruf, M.Pd.

Tema                        : Kaidah Pantun

Tanggal                    : Rabu, 6 Februari 2023

    

Sakit Perut jangan ditahan karena banyak makan sarimi

Puji syukur kepada Tuhan Kita bertemu di acara ini

Pantun? Sebagian besar sering digunakan untuk membuka acara yang fungsinya sebagai ice breaking. Pada kesempatan kali ini kita bersama-sama akan memahami tentang pantun yang dibawakan oleh narasumber kita yaitu Miftahul Hadi, S.Pd. dan ditemani moderator yang sudah kita kenal yaitu Dail Ma'aruf, M.Pd. 

Bunga sekuntum tumbuh di taman

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

sebagai salam pembuka kata


Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

semoga semuanya berkenan


Kalau tuan ke pulau Mempar,

Batu terbelah di gunung Daik

Kalau tuan bertanya kabar,

Alhamdulilah kabar baik


Banjir kanal jembatan patah,

Rimbun semak di pinggir kali

Salam kenal saya mas Miftah, 

Dari Demak berjuluk kota wali


Kalau Puan pergi ke Pasar

Jangan lupa membeli payung

Kalau tuan ingin hatinya Bugar

Jangan lupa membuat pantun

    Seperti itulah contoh sekumpulan pantun yang mempunyai makna dan arti yang mendalam. Berbicara mengenai pantun ada hal terpenting yang harus kita ketahui bahwa pantun adalah warisan budaya dan sudah diakui oleh UNESCO dan pada sesi ke 15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangibel Cultural Heritage di kantor pusat UNESCO di Paris, Perancis. Kesustraan tradisional Indonesia kita sudah cukup profesional karena telah melakukan pertunjukan genre campuran yang kompleks seperti "randai" berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian tersebut memadukan seni musik, seni tarian, seni drama dan juga seni bela diri. 

    Bila kita menilik arti dari kata Pantun, berasal dari akar kata "TUN" yang berarti "baris" atau "deret" dan menurut masyarakat Melayu, Minangkabau mempunyai arti "Panutun" sedangkan oleh masyarakat Riau disebut "Tunjuk Ajar" hal tersebut berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019). Pendapat lain disampaikan oleh Renward Branstette (Suseno, 2020) bahwa pantun berasal dari kata "pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "tun" yaitu santun. Kata "Tun" bisa diartikan sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019). Pantun mempunya banyak manfaat antara lain zaman dahulu sebagai sarana komunikasi sehari-hari, dan pantun juga berfungsi untuk mengawali sambutan pindato, lirik, perkenalan ataupun dakwah dan melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. 

    Ada beberapa ketentuan untuk membuat sebuah pantun yaitu 1 bait pantun terdiri atas empat baris, satu baris pantun terdiri atas delapan sampai degan dua belas suku kata, setiap baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi. Sedangkan pantun yang dikatakan baik adalah yang menggunakan sajak a-b-a-b. Pantun yang terdiri dua baris disebut Karmina atau Pantun Kilat, seperti contoh sebagai berikut:

kabeh-kabeh Gelung konde

Kang Endi kang Gelung Jawa

Kabeh-kabeh ana kang duwe

Kang Endi kang durung ana

    Ada baiknya kita paham perbedaan dari Pantun, Syair, Gurindam dan Karmina sebagai berikut:

1. Pantun

a. Satu bait terdiri atas empat baris

b. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

c. Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

d. Bersajak a-b-a-b

e. Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang

f. Baris ketiga dan keempat disebut isi atau kita maksud

2. Syair tidak jauh dengan pantun dapat terdiri dari empat baris. Sajaknya terdiri dari a-a-a-a. Baris antara satu sampai dengan empat memiliki hubungan/saling berkaitan. 

3. Karmina terdiri dari dua baris, pada baris pertama dan kedua tidak mempunyai hubungan. Ketika kita mempunyai wawasan pembendaharaan kata dengan bunyi akhir sama maka akan memudahkan kita dalam membuat pantun. Ada satu trik dalam membuat sebuah pantun yaitu terelebih dahulu menyusun baris ketiga dan keempat terlebih dahulu kemudia menyusun baris pertama dan kedua lalu untuk isinya berada di sampiran. Ada beberapa jenis Pantun yang kita ketahui misalnya:

1. Pantun Nasihat

Pantun nasihat adalah pantun yang isinya berisi nasihat kebaikan terdapat di baris ketiga dan keempat.

Contoh:

Tegak berdiri si batang Suji

Tanam di samping petai Cina

Sejak kecil rajin mengaji

Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun Jenak

Pantun jenak adalah pantun yang berisikan hal-hal yang bersifat lucu. 

Contoh:

Ikan gabus ada di rawa

Ikan Lele ada di kali

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

4. Gurindam terdiri dari dua baris yang memiliki sajak a-a. Antara baris pertama dan kedua saling berhubungan serta singkat padat bermakna. 

Contoh Gurindam:

Jika rajin salat sedekah,

Alah akan tambahkan berkah

    Sungguh menarik materi pembelajaran kali ini, karena pengetahuan kita bertambah, semoga apa yang sudah disampaikan dapat memberikan manfaat buat para pembaca yang setia.

Buah kedondong buah manggis

Memotong rumput di pinggir kali

kita berbondong-bondong anak manis

Memohon diri sampai disini











































 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME KE-14 KONSEP BUKU NONFIKSI

  Oleh                          : Ni Putu Nala Krisdiani, S.I.P., M.Sc. Narasumber           : Musiin, M.Pd. Moderator               : Yandr...